Saat itu, ia adalah seorang ikhwan yang tidak terkenal, dan memang tidak ingin terkenal. Sebagai mahasiswa baru, kami sama-sama masuk di satu wisma. Kami sama-sama satu angkatan, bedanya beliau mahasiswa ekstensi yang melanjutkan program S1 seusai lulus program diploma. Saya lebih “sedikit” dahulu belajar dasar-dasar bahasa Arab daripada beliau. Saya ingat betul ketika saya sudah lebih paham “dasar-dasar” kaidah nahwu, ia justru baru belajar jenis-jenis kata, ism, fi’l, dan huruf. Satu hal memberikan faidah bagi saya dari beliau adalah “keikhlasan”. Saya teringat saat itu teman-teman berniat mengadakan daurah Aqidah dan Manhaj Islam, untuk mengisi liburan kampus UGM . Pamflet kajian pun selesai dicetak. Melihat itu, kawan saya berencana menyebarkan pamflet tersebut di wilayah luar batas ringroad utara Yogyakarta. Kemudian, di suatu malam, kulihat ia bersiap-siap berangkat. Tidak tanggung-tanggung, ia mengambil sekitar 80 pamflet beserta lem-nya. Inilah yang sedikit membedakan de...